Mandailing Natal|| polhukrim.com
Al Mandili Institute resmi berdiri pada 21 Oktober 2024, sebagai upaya mengungkap kembali sejarah Mandailing dan melestarikan tradisi serta budaya Mandailing yang berharga.
Kehadiran lembaga ini bermula dari Al Mandili Community,sebuah komunitas yang awalnya hanya fokus pada konten edukatif di media sosial.
Komunitas ini menjadi embrio bagi Al Mandili Institute,yang kini berkembang menjadi lembaga riset dan pengembangan,khusus untuk mendalami sejarah dan menjaga adat istiadat Mandailing.
Inspirasi pendirian Al Mandili Institute lahir dari keberhasilan tim dalam menyusun dua buku penting tentang sejarah dan Islam di Mandailing:"Biografi Ulama di Bumi Gordang Sambilan" dan "Jejak Islam di Mandailing" Buku-buku ini memunculkan tekad untuk memperluas cakupan Al Mandili Community menjadi lembaga yang dapat bergerak lebih luas dalam pelestarian budaya.
Pendirian Al Mandili Institute didukung oleh konsultasi dengan berbagai pakar,termasuk Prof. Hasan Asari,MA (Guru Besar UIN Sumatra Utara),Prof.Muhammad Syahnan (Guru Besar UIN Sumatera Utara) H.M.Riza Pahlewi Lubis (Budayawan Mandailing) dan juga dr.Safii Siregar (Tokoh Masyarakat Mandailing). Lembaga ini dipromotori oleh Dr.Faisal Musa,dosen di STAIN Madina, bersama,Muhammad Syafrizal, S.Sos.Lingga Pangayumi Nasution, Muhammad Nasri,S.Sos.dan Haddad Alwi Rambe.
Al Mandili Institute diharapkan menjadi wadah untuk menggali dan mengangkat kembali sejarah Mandailing yang perlahan terlupakan serta menjaga keberlangsungan adat dan budaya Mandailing. Dengan terbitnya akta pendirian,Al Mandili Institute menandakan langkah serius dalam pelestarian warisan budaya daerah ini,memperkuat posisi sebagai lembaga riset yang fokus pada pengkajian budaya dan sejarah.
Muhammad Syafrizal,S.Sos. pendiri Al Mandili Community,menyatakan bahwa kehadiran Al Mandili Institute merupakan realisasi dari niat luhur yang sempat tertunda.
"Kehadiran lembaga ini,yang awalnya hanya berupa komunitas Al Mandili yanv hanya dokus pada konten edukatif di Sosial Media, adalah langkah positif untuk menyatukan para pemerhati budaya dalam upaya melestarikan tradisi Mandailing" ujarnya.
Dengan adanya Al Mandili Institute,besar harapan agar sejarah dan budaya Mandailing dapat terus dilestarikan, dikenalkan pada generasi mendatang,dan diketahui lebih luas oleh masyarakat.(MJ)
Al Mandili Institute resmi berdiri pada 21 Oktober 2024, sebagai upaya mengungkap kembali sejarah Mandailing dan melestarikan tradisi serta budaya Mandailing yang berharga.
Kehadiran lembaga ini bermula dari Al Mandili Community,sebuah komunitas yang awalnya hanya fokus pada konten edukatif di media sosial.
Komunitas ini menjadi embrio bagi Al Mandili Institute,yang kini berkembang menjadi lembaga riset dan pengembangan,khusus untuk mendalami sejarah dan menjaga adat istiadat Mandailing.
Inspirasi pendirian Al Mandili Institute lahir dari keberhasilan tim dalam menyusun dua buku penting tentang sejarah dan Islam di Mandailing:"Biografi Ulama di Bumi Gordang Sambilan" dan "Jejak Islam di Mandailing" Buku-buku ini memunculkan tekad untuk memperluas cakupan Al Mandili Community menjadi lembaga yang dapat bergerak lebih luas dalam pelestarian budaya.
Pendirian Al Mandili Institute didukung oleh konsultasi dengan berbagai pakar,termasuk Prof. Hasan Asari,MA (Guru Besar UIN Sumatra Utara),Prof.Muhammad Syahnan (Guru Besar UIN Sumatera Utara) H.M.Riza Pahlewi Lubis (Budayawan Mandailing) dan juga dr.Safii Siregar (Tokoh Masyarakat Mandailing). Lembaga ini dipromotori oleh Dr.Faisal Musa,dosen di STAIN Madina, bersama,Muhammad Syafrizal, S.Sos.Lingga Pangayumi Nasution, Muhammad Nasri,S.Sos.dan Haddad Alwi Rambe.
Al Mandili Institute diharapkan menjadi wadah untuk menggali dan mengangkat kembali sejarah Mandailing yang perlahan terlupakan serta menjaga keberlangsungan adat dan budaya Mandailing. Dengan terbitnya akta pendirian,Al Mandili Institute menandakan langkah serius dalam pelestarian warisan budaya daerah ini,memperkuat posisi sebagai lembaga riset yang fokus pada pengkajian budaya dan sejarah.
Muhammad Syafrizal,S.Sos. pendiri Al Mandili Community,menyatakan bahwa kehadiran Al Mandili Institute merupakan realisasi dari niat luhur yang sempat tertunda.
"Kehadiran lembaga ini,yang awalnya hanya berupa komunitas Al Mandili yanv hanya dokus pada konten edukatif di Sosial Media, adalah langkah positif untuk menyatukan para pemerhati budaya dalam upaya melestarikan tradisi Mandailing" ujarnya.
Dengan adanya Al Mandili Institute,besar harapan agar sejarah dan budaya Mandailing dapat terus dilestarikan, dikenalkan pada generasi mendatang,dan diketahui lebih luas oleh masyarakat.(MJ)