Mandailing Natal || polhukrim.com
Negara Republik Indonesia memiliki sumber daya Alam yang melimpah ruah,termasuk sumber daya alam mineral dan energi berupa emas dan perak seperti salah satunya adalah Provinsi Sumatera Utara khususnya di Kabupaten Mandailing Natal.
Kabupaten yang berada paling ujung di provinsi Sumatera Utara adalah merupakan daerah penghasil tambang terbesar di Provinsi ini terlihat dari banyaknya daerah di Kabupaten tersebut yang melakukan aktifitas penambangan yang dikelola oleh rakyat, seperti Tambang Emas di Muara Sipongi, Tambang Emas di Sungai Batang Natal, Tambang Emas di Kecamatan Batahan, Muara Batang Gadis, Hutabargot, Naga Juang dan bahkan sampai di Kecamatan Kotanopan.
Pantauan media selama ini, kehadiran tambang tersebut dinilai telah dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar sehingga dengan adanya aktifitas penambangan itu banyak rakyat pengangguran telah bekerja dan berpenghasilan sendiri.
Seperti halnya Tambang Emas Kotanopan, terpantau dilapangan banyak masyarakat yang selama ini tidak memiliki pekerjaan ataupun penghasilan kurang untuk kebutuhan sehari-hari menggantungkan hidupnya sebagai pekerja di perusahaan tambang yang saat ini beraktifitas dan tidak sedikit pula yang merasa bahwa kehadiran tambang emas di sungai wilayah kotanopan telah membantu perekonomian masyarakat yang ekonominya menengah kebawah.
Namun, baru saja masyarakat merasa lega dengan perubahan ekonomi mereka disaat sekarang sudah muncul kabar dari Media yang beredar bahwa aktifitas Tambang akan ditutup sehingga membuat mereka resah akan kehilangan mata pencarian yang baru saja membuat masyarakat senang dan terbantu.
Masyarakat kini tidak tau dan akan berbuat apa di tengah kebutuhan hidup yang meningkat seandainya penambangan Rakyat atau yang santer terdengar hari ini di bilang "PETI".
Seorang ibu warga Kotanopan bernama maimunah bercerita kepada awak media dengan penuh pengharapan kiranya tambang emas yang ada di kotanopan tidak di tutup.
"Saya berharap kepada pemerintah janganlah di tutup,karena ini sangat membantu kepada kami, lihatlah dibelakang saya ini, (sambil menunjuk ke arah masyarakat yang sedang beraktifitas disungai kotanopan), mereka semua menggantungkan hidupnya dengan bekerja di pertambangan ini."ungkapnya,(30/11/23)
Lanjut maimunah,ia mengatakan lebih dari 50 keluarga menggantungkan hidupnya di sini, dan khawatir jika tambang ditutup maka ekonomi masyarakat disini akan kembali menurun.
"Tidakkah pemerintah mempunyai nurani terhadap masyarakat yang saat ini dalam keadaan susah ekonomi dengan menghadapi kondisi yang semua serba mahal."ujarnya.
Ketika di tanya wartawan berapa pendapatannya perhari dari hasil mendulang emas.
Ibu maimunah menjawab "Rp.200.000(dua ratus ribu rupiah)",tentunya ini lebih dari cukup untuk menutupi kebutuhan sehari hari." pungkasnya.
Sama halnya dengan ibu Maimunah ,Nasty salah seorang warga yang masih di bangku sekolah kepada wartawan juga berujar,dari hasil mendulang saya tidak pernah meminta uang jajan lagi kepada orang tua.
"Untuk uang jajan di sekolahpun saya tidak lagi meminta ke orang tua."tuturnya.
Sambung Nasution,sehabis pulang sekolah saya langsung pergi ke lokasi tambang untuk mendulang.
"Selepas pulang sekolah saya baru pergi langsung ke lokasi tambang untuk mendulang."ucap Pelajar SMA ini.
Masyarakat kotanopan meminta kepada pemerintah agar memperhatikan nasib mereka, dan tidak menutup aktifitas pertambangan emas hanya kerena segelintir orang yang merasa cemburu dan ingin memanfaatkan situasi tanpa memandang kondisi masyarakat yang saat ini juga sedang berjuang melawan susahnya hidup akibat ekonomi yang semakin meningkat.(MJ)
Negara Republik Indonesia memiliki sumber daya Alam yang melimpah ruah,termasuk sumber daya alam mineral dan energi berupa emas dan perak seperti salah satunya adalah Provinsi Sumatera Utara khususnya di Kabupaten Mandailing Natal.
Kabupaten yang berada paling ujung di provinsi Sumatera Utara adalah merupakan daerah penghasil tambang terbesar di Provinsi ini terlihat dari banyaknya daerah di Kabupaten tersebut yang melakukan aktifitas penambangan yang dikelola oleh rakyat, seperti Tambang Emas di Muara Sipongi, Tambang Emas di Sungai Batang Natal, Tambang Emas di Kecamatan Batahan, Muara Batang Gadis, Hutabargot, Naga Juang dan bahkan sampai di Kecamatan Kotanopan.
Pantauan media selama ini, kehadiran tambang tersebut dinilai telah dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar sehingga dengan adanya aktifitas penambangan itu banyak rakyat pengangguran telah bekerja dan berpenghasilan sendiri.
Seperti halnya Tambang Emas Kotanopan, terpantau dilapangan banyak masyarakat yang selama ini tidak memiliki pekerjaan ataupun penghasilan kurang untuk kebutuhan sehari-hari menggantungkan hidupnya sebagai pekerja di perusahaan tambang yang saat ini beraktifitas dan tidak sedikit pula yang merasa bahwa kehadiran tambang emas di sungai wilayah kotanopan telah membantu perekonomian masyarakat yang ekonominya menengah kebawah.
Namun, baru saja masyarakat merasa lega dengan perubahan ekonomi mereka disaat sekarang sudah muncul kabar dari Media yang beredar bahwa aktifitas Tambang akan ditutup sehingga membuat mereka resah akan kehilangan mata pencarian yang baru saja membuat masyarakat senang dan terbantu.
Masyarakat kini tidak tau dan akan berbuat apa di tengah kebutuhan hidup yang meningkat seandainya penambangan Rakyat atau yang santer terdengar hari ini di bilang "PETI".
Seorang ibu warga Kotanopan bernama maimunah bercerita kepada awak media dengan penuh pengharapan kiranya tambang emas yang ada di kotanopan tidak di tutup.
"Saya berharap kepada pemerintah janganlah di tutup,karena ini sangat membantu kepada kami, lihatlah dibelakang saya ini, (sambil menunjuk ke arah masyarakat yang sedang beraktifitas disungai kotanopan), mereka semua menggantungkan hidupnya dengan bekerja di pertambangan ini."ungkapnya,(30/11/23)
Lanjut maimunah,ia mengatakan lebih dari 50 keluarga menggantungkan hidupnya di sini, dan khawatir jika tambang ditutup maka ekonomi masyarakat disini akan kembali menurun.
"Tidakkah pemerintah mempunyai nurani terhadap masyarakat yang saat ini dalam keadaan susah ekonomi dengan menghadapi kondisi yang semua serba mahal."ujarnya.
Ketika di tanya wartawan berapa pendapatannya perhari dari hasil mendulang emas.
Ibu maimunah menjawab "Rp.200.000(dua ratus ribu rupiah)",tentunya ini lebih dari cukup untuk menutupi kebutuhan sehari hari." pungkasnya.
Sama halnya dengan ibu Maimunah ,Nasty salah seorang warga yang masih di bangku sekolah kepada wartawan juga berujar,dari hasil mendulang saya tidak pernah meminta uang jajan lagi kepada orang tua.
"Untuk uang jajan di sekolahpun saya tidak lagi meminta ke orang tua."tuturnya.
Sambung Nasution,sehabis pulang sekolah saya langsung pergi ke lokasi tambang untuk mendulang.
"Selepas pulang sekolah saya baru pergi langsung ke lokasi tambang untuk mendulang."ucap Pelajar SMA ini.
Masyarakat kotanopan meminta kepada pemerintah agar memperhatikan nasib mereka, dan tidak menutup aktifitas pertambangan emas hanya kerena segelintir orang yang merasa cemburu dan ingin memanfaatkan situasi tanpa memandang kondisi masyarakat yang saat ini juga sedang berjuang melawan susahnya hidup akibat ekonomi yang semakin meningkat.(MJ)