Mandailing Natal || polhukrim.com
Ditengah upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal dalam memberikan pelayanan secara gratis kepada warganya, namun masih saja ditemukan adanya warga yang mengalami penyakit berat dan susah untuk berobat akibat ketiadaan biaya sehingga mengalami kesulitan untuk mendapatkan perawatan kesehatan secara layak.
Apalagi saat ini adalah tahun politik, yang mana setiap Calon saat melakukan kampanye besar maupun kecil sudah jelas tujuan dalam narasinya masing-masing maju sebagai seorang Calon, baik Di Daerah maupun Di Provinsi dan Juga di Pusat menyampaikan bahwa mereka maju tidak lain dan tidak bukan hanya demi rakyat, begitu juga halnya di Kabupaten Mandailing Natal.
Namun disaat itu semua sedang berjalan, tanpa sadar bahwa masih ada warga miskin dan sakit justru minim perhatian dan pertolongan untuk mengurangi beban yang saat ini mereka hadapi dan mereka jalani.
Seperti salah satu warga dari Desa Bange Kecamatan Bukit Malintang Kabupaten Mandailing Natal bernama Maryanti usia 35 tahun diketahui mengidap penyakit Liver sudah 3 (tiga) bulan terbaring lemas dirumahnya tidak bisa berobat akibat ketiadaan biaya BPJS.
Dengan nada lemas Maryanti menyampaikan semua apa yang menjadi keluhannya dihadapan awak media seolah-olah ia ingin seluruh dunia tau betapa pahitnya kehidupan yang ia rasakan setelah menyandang gelar seorang janda dengan seorang anak berusia 13 tahun kelas 6 (enam) SD yang juga selama sekolah, anaknya tidak pernah mendapatkan bantuan apa-apa dari sekolahnya.
"Saya tidak punya apa-apa lagi kecuali anak saya, dia sekarang kelas 6 SD, tapi diapun tidak pernah mendapatkan bantuan apa-apa dari pihak sekolahnya, sejak saya menderita penyakit ini, saya tidak dapat berbuat apa-apa lagi, saya hanya bisa berbaring dan berharap semoga Allah mengetuk hati mereka untuk dapat membantu orang seperti aku saat ini."Ucap mariati sambil mengusap air mata,14/12/23.
Kini ibu dari satu orang anak itu hanya bisa terbaring meskipun sesekali dibantu untuk duduk dan kondisinya semakin menyedihkan dan terus memburuk, sulit baginya untuk bergerak, tubuhnya pun terlihat seperti tulang yang hanya terbalut kulit.
Sesekali terdengar suara tangisan kecil dari mulut maryanti disaat ia sedang menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Dan ia hanya bisa pasrah menjalani hidup, disamping ia tergolong keluarga miskin dan tidak mampu untuk membiayai perobatan dirinya,ia juga harus tabah menerima kenyataan menjalani kondisi sakit tanpa adanya tindakan perawatan dari medis.
Dalam kalimat terakhir yang ia ucapkan kepada awak media, Maryanti meminta semoga hamba allah yang membaca berita kondisi terkini tentang dirinya dapat membantu agar ia mendapatkan perawatan medis secepatnya dan berharap ia dapat kembali pulih seperti semula demi anaknya yang masih membutuhkan kasih sayangnya.(MJ)
Ditengah upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal dalam memberikan pelayanan secara gratis kepada warganya, namun masih saja ditemukan adanya warga yang mengalami penyakit berat dan susah untuk berobat akibat ketiadaan biaya sehingga mengalami kesulitan untuk mendapatkan perawatan kesehatan secara layak.
Apalagi saat ini adalah tahun politik, yang mana setiap Calon saat melakukan kampanye besar maupun kecil sudah jelas tujuan dalam narasinya masing-masing maju sebagai seorang Calon, baik Di Daerah maupun Di Provinsi dan Juga di Pusat menyampaikan bahwa mereka maju tidak lain dan tidak bukan hanya demi rakyat, begitu juga halnya di Kabupaten Mandailing Natal.
Namun disaat itu semua sedang berjalan, tanpa sadar bahwa masih ada warga miskin dan sakit justru minim perhatian dan pertolongan untuk mengurangi beban yang saat ini mereka hadapi dan mereka jalani.
Seperti salah satu warga dari Desa Bange Kecamatan Bukit Malintang Kabupaten Mandailing Natal bernama Maryanti usia 35 tahun diketahui mengidap penyakit Liver sudah 3 (tiga) bulan terbaring lemas dirumahnya tidak bisa berobat akibat ketiadaan biaya BPJS.
Dengan nada lemas Maryanti menyampaikan semua apa yang menjadi keluhannya dihadapan awak media seolah-olah ia ingin seluruh dunia tau betapa pahitnya kehidupan yang ia rasakan setelah menyandang gelar seorang janda dengan seorang anak berusia 13 tahun kelas 6 (enam) SD yang juga selama sekolah, anaknya tidak pernah mendapatkan bantuan apa-apa dari sekolahnya.
"Saya tidak punya apa-apa lagi kecuali anak saya, dia sekarang kelas 6 SD, tapi diapun tidak pernah mendapatkan bantuan apa-apa dari pihak sekolahnya, sejak saya menderita penyakit ini, saya tidak dapat berbuat apa-apa lagi, saya hanya bisa berbaring dan berharap semoga Allah mengetuk hati mereka untuk dapat membantu orang seperti aku saat ini."Ucap mariati sambil mengusap air mata,14/12/23.
Kini ibu dari satu orang anak itu hanya bisa terbaring meskipun sesekali dibantu untuk duduk dan kondisinya semakin menyedihkan dan terus memburuk, sulit baginya untuk bergerak, tubuhnya pun terlihat seperti tulang yang hanya terbalut kulit.
Sesekali terdengar suara tangisan kecil dari mulut maryanti disaat ia sedang menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Dan ia hanya bisa pasrah menjalani hidup, disamping ia tergolong keluarga miskin dan tidak mampu untuk membiayai perobatan dirinya,ia juga harus tabah menerima kenyataan menjalani kondisi sakit tanpa adanya tindakan perawatan dari medis.
Dalam kalimat terakhir yang ia ucapkan kepada awak media, Maryanti meminta semoga hamba allah yang membaca berita kondisi terkini tentang dirinya dapat membantu agar ia mendapatkan perawatan medis secepatnya dan berharap ia dapat kembali pulih seperti semula demi anaknya yang masih membutuhkan kasih sayangnya.(MJ)