Pekanbaru || polhukrim.com
Kepemimpinan Gubernur Riau Drs H Syamsuar M.Si telah memberikan perhatian dan support relatif serius terhadap perkembangan pembangunan di pedesaan dan berjalannya roda pemerintahan di tingkat Kecamatan.
Hal itu terbukti dengan komitmennya, memberikan porsi anggaran serta mengalokasikan bantuan keuangan (Bankeu) setiap tahun kepada desa dan kecamatan yang ada dari APBD Provinsi Riau tersebut.
Data dari Bappeda dan DPRD Riau menyebutkan selama tiga tahun terakhir dari 2019, 2020 dan 2021, Pemprov Riau sudah menyaluirkan Bankeu untuk 1.591 desa yang ada di Riau sebesar Rp.610 Miliar lebih dengan perincian, tahun 2019 sebesar Rp.317,4 Miliar disalurkan untuk masing masing desa sebesar Rp.200 juta per desa.
Sedangkan pada tahun 2020 dianggarkan sebesar Rp. 134.6 Miliar untuk masing masing desa sebesar Rp.85 juta. Dan untuk tahun 2021 sebesar Rp. 157,8 Miiar yang diterima masing masing desa Rp. 100 juta.
Sementara Bankeu untuk Kecamatan yang ada di Riau sebanyak 169 Kecamatan juga sudah dianggarkan selama tiga tahun terakhir yakni 2019, 2020 dan 2021 dengan total Rp.46,2 Miliar, dengan perincian yakni tahun 2019 dianggarkan sebesar Rp. 15,9 Miliar. Untuk tahun 2020 dialokasikan sebesar Rp. 15,8 Miliar serta tahun 2021 sebesar Rp. 14,4 miliar. Adanya bantuan stimulan Bankeu Pemprov Riau untuk desa dan kecamatan tersebut semakin memperkuat alokasi anggaran dari APBD masing masing Kabupaten yang ada di Riau untuk desa dan kecamatan itu serta Dana Desa (DD) yang dialokasikan dari APBN Pusat secara rutin setiap tahun. Bankeu Prov Riau untuk desa desa tersebut juga berimbas kepada indek desa membangun (IDM) terhadap kategori status perkembangan desa.
Terbukti dalam tiga tahun di awal sampai pertengahan masa kepemimpinan Syamsuar sebagai Gubri, desa SANGAT TERTINGGAL mengalami penurunan sebanyak 17 desa.
Demikian juga desa TERTINGGAL mengalami penurunan sebanyak 235 desa. Sementara desa BERKEMBANG mengalami pengurangan sebanyak 40 desa. Sedangkan desa desa MAJU mengalami penambahan sebanyak 201 desa. Dan yang lebih fantastis desa MANDIRI mengalami penambahan sebanyak 91 desa
Syamsuar juga memberikan perhatian relatif cukup besar terhadap kemajuan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dengan mengalokasikan sejumlahanggaran.
Hal itu bisa dilihat dari data perkembangan dan pertumbuhan Bumdes di 1.591 desa yang ada, yakni, klasifikasi dasar berjumlah 561 Bumdes, klasifikasi Tumbuh sebanyak 442 Bumdes, klasifikasi berkembangan sebanyak 386 Bumdes serta klasifikasi Maju sebanyak 202 Bumdes.
Akibat “intervensi” bantuan keuangan Provinsi tersebut keberadaan Bumdes mengalami kemajuan cukup signifikan sejak tiga tahun terakhir, yakni pada tahun 2019 jumlah Bumdes sebanyak 1192 Bumdes, pada tahun 2020 naik menjadi 1322 dan pada tahun 2021 Bumdes sudah hadir di seluruh desa yang ada dfi Riau yakni sebanyak 1.591. Gubernur Syamsuar juga melaksanakan program prioritas di bidang keagamaan di desa desa dengan mengalokasikan anggaran untuk insentif Takmir masjid, Ghorim dan pengurus rumah ibadah, dengan total dana Rp. 4,7 Miliar untuk masing masing Rp.3 juta per desa.
Selain itu juga dialokasikan insentif untuk guru mengaji, dengan total anggaran Rp. 9,5 Miliar untuk masing masing Rp 6 juta per desa. Sementara insentif untuk guru Tahfiz desa total alokasi pagu anggaran Rp.15,9 Miliar atau Rp.10 juta untuk masing masing per desa. Sedangan untuk rumah Tahfiz desa dialokasikan total dana Rp. 7,9 miliar atau masing masing Rp.5 juta per desa.
Cukup besarnya perhatian Gubri Syamsuar dalam mendorong pembangunan desa dan terutama memperkuar bidang agama tidak lain diarahkan memantapkan fungsi, peran, dan kedudukan agama sebagai landasan moral, spiritual, dan etika dalam kehidupan di seluruh pelosok Negeri Lancang Kuning ini.
Selain itu juga mengupayakan agar aktivitas penyelenggaran pemerintahan tidak bertentangan dengan moral agama-agama, serta meningkatkan kualitas pendidikan agama secara terpadu dengan didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai.(Bersambung)
Jurnalis : Irwan Efendi Hasibuan