Notification

×

Iklan

Iklan ads

 



Asal Usul Suku Jambak Banyak Yang Tidak Tahu

Minggu, 18 September 2022 | September 18, 2022 WIB Last Updated 2022-09-18T13:55:20Z
Mandailing Natal || polhukrim.com
Minangkabau merupakan kumpulan masyarakat yang sangat unik dalam memelihara sejarah, salah satu diantaranya adalah suku Jambak 

Tidak jauh berbeda dengan sejarah suku-suku yang ada di Minangkabau termasuk sejarah tentang eksistensi suku Jambak yang berkembang disemua pelosok negeri ini.   

Dari berbagai literatur yang dapat dijadikan rujukan dikatakan bahwa, terbentuknya suku di Minangkabau pada awalnya diyakini banyak penduduk Minang bersumber dari dua suku yaitu Koto Piliang dan Bodi Caniago. 
Karena pertambahan jumlah penduduk dan perkampungan ditambah dengan pengembangan budaya yang muncul dari masing-masing nagari waktu itu, mulailah kelompok suku tersebut terpecah kepada beberapa bahagian menurut garis keturunan ibu.  

Kenapa, karena sistem perkawinan di Minangkabau berlaku sistem matrilineal.Di antaranya adalah Koto Piliang berkembang menjadi suku Koto dan suku Piliang, begitu juga dengan Bodi Caniago berkembang jadi suku Bodi dan suku Caniago dan suku-suku tersebut terus berkembang sampai menjadi puluhan bahkan ratusan suku. 

Perkembang wilayah di Minangkabau dari taratak yang akhirnya menjelma jadi koto, maka seiring dengan itu berkembang pulalah suku-suku yang ada, dimana asal muasalnya adalah dua suku besar tersebut.
Berbeda dengan keberadaan suku Jambak di Minangkabau bahwa kehadiran suku ini tidak berakar pada dua suku yang ada sebelumnya akan tetapi suku Jambak merupakan suku pengembara yang datang dari tanah Tiongkok. Kehadiran suku dari tanah seberang tersebut sampai menyebar ke wilayah daratan Minangkabau. 

Kebiasaan orang Tiongkok yang melakukan pengembaraan dengan sistem ekspansi itu terjadi di Koto Tuo, kelompok yang mengembara tersebut dikenal dengan turunan suku Campa, mereka datang dengan seorang pimpinan raja perempuan yang bernama Hera Mong Campa. Satu riwayat mengatakan Hera Mong Campa datang dari Mongolia.  

Orang Tiongkok pada waktu itu mempunyai kebiasaan berperang, kedatangan mereka di ranah Koto Tuo pun dilakukan dengan peperangan. Dari perjalanan panjang suku Campa di tanah Agam akhirnya membuahkan hasil dengan menyingkirnya penduduk yang mendiami Koto Tuo sebelumnya dan mereka hidup berkembang di wilayah tersebut sampai menyebar kebeberapa daerah di Minangkabau. 

Sebahagian pendapat mengatakan penduduk yang mendiami Koto Tuo sebelum bangsa Tiongkok datang diperbolehkan tinggal didaerah asal mereka dengan sarat mengikuti aturan-aturan orang Campa dan sebahagian pindah ke daerah Kayu Tanam Pariaman dan kelompok ini yang berkembang menjadi Suku Sikumbang di Pariaman sampai ke wilayah Pesisir Selatan. Artinya Suku Sikumbang bukan bahagian dari Suku Bodi Caniago Maupun Koto Piliang hanya saja sama-sama kaum yang datang dari daerah yang sama yaitu Turkestan. 

Jauh sebelum dikenalnya nama Minangkabau, kehadiran suku Campa sudah menyebar di wilayah Agam setelah mereka mengalahkan para pengembara Turkestan, menurut satu cerita keberadaan suku Campa di Tanah Agam terjadi sebelum pindahnya kaum Koto Piliang ke Luhak Limo Puluah Koto, itu makanya tanah Agam dikenal sebagai Luak Nan Tangah. 

Karena proses panjang eksistensi pengikut Hera Mong Campa di tanah Agam, terjadilah perubahan sebutan dari suku campa menjadi suku Jambak, sama halnya dengan kisah Payokumbuah yang konon berasal dari kata Payau Kumuah. 

Pemekaran wilayah pertama oleh suku Jambak adalah ke daerah Panampuang (salah satu nagari di Kecamatan Ampek Angkek) dan setelah itu menyebar sampai keseluruh wilayah lainnya. Saya pernah menemui ada sekelompok masyarakat dengan mayoritas suku jambak di Pasaman dan di Lubuak Aluang Pariaman, bahkan sampai ke daerah Bangkinang serta Taluak Kuantan. 

Kebiasaan suku Jambak salah satunya adalah mereka suka hidup berkelompok sesama orang Jambak. Apabila melakukan kegiatan manaruko atau membuka lahan baru, maka wilayah tersebut diberi nama sesuai dengan nama suku mereka. Tidak heran kalau disetiap wilayah yang ada di Sumatera Barat ada kampuang dengan sebutan Kampuang Jambak. 

Secara genetik  mereka pada saat usia lanjut mengidap penyakit tuli. Dalam masyarakat suku ini lebih banyak menurut dan lebih banyak diam artinya tidak suka neko-neko. 

Hal yang di luar nalar kita adalah apabila melakukan pesta sering datang hujan, konon cerita ini adalah persumpahan Hera Mong Campa ketika kemarau panjang yang melanda daerah mereka. Sehingga memohon pada Tuhan agar diturunkan hujan pada saat butuh hujan dan kebetulan waktu itu mereka sangat butuh hujan karena akan melaksanakan pesta. 

Menurut pendapat yang paling kuat adalah suku Jambak berkembang menjadi empat suku sekalipun ada yang berpendapat suku Jambak berkembang menjadi tujuh suku, ini juga diistilahkan dengan Jambak Tujuah Janjang, akan tetapi diketahui turunan suku Jambak baru empat nama lain, yakni  Suku Salo, Suku Kateanyia, Suku Harau dan Suku Patopang"bersambung".dikutip dari Netralnews.(MJ)
×
Berita Terbaru Update